Penguatan Resileinsi Guru SMK se-Indonesia

Yogyakarta 2024 – Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan workshop penguatan resiliensi literasi numerasi berbasis budaya untuk Kepala Sekolah SMK se Indonesia di Auditorium BBPPMVP seni Budaya Yogyakarta melalui pendanaan Pengabdian kepada Masyarakat skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang diketuai oleh Prof. Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum, M.Si. Kegiatan Workshop dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2024 diikuti Kepala Sekolah SMK se Indonesia. Workshop juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pembinaan SMK, Analis Kebijakan Muda, dan Pengelola Kurikulum Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta.
Kegiatan dibuka dengan pengantar oleh ketua pengabdi, dilanjutkan dengan pembukaan resmi oleh Analis Kebijakan Muda Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta. Selanjutnya paparan Resiliensi oleh Prof. Dr. Siti Irene Astuti Dwiningrum, M.Si. Dalam paparan ini, Prof. Siti Irene Astuti D., M.Si. menyampaikan bahwa resiliensi seharusnya dimiliki oleh para guru dalam mengajarkan materi pembelajaran di sekolah. Penguatan resiliensi diharapkan dapat memperbaiki masalah literasi numerasi siswa SMK dan juga dibutuhkan siswa untuk lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan pembelajaran di sekolah. Inovasi pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan budaya sebagai salah satu sumber pembelajaran yang dapat digunakan untuk menguatkan resiliensi literasi numerasi.
Sungai kehidupan adalah metode untuk menggali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh setiap individu dengan pendekatan experience learning dan significance learning. Tujuan Sungai kehidupan agar setiap individu bisa mengatasi kelemahan dan mengembangkan potensi untuk menjadi pribadi yang lebih resilien.
Keberagaman budaya Indonesia menjadi modal utama bagi guru untuk lebih termotivasi dalam merancang pembelajaran matematika untuk menguatkan resilinesi literasi numerasi siswa SMK. Harapan dari terselenggaranya workshop ini yaitu para Kepala Sekolah memiliki kesadaran untuk menggunakan pendekatan budaya untuk menguatakan resiliensi literasi numerasi dalam pembelajaran di kelas lebih kreatif dan efektif.