Tim Peneliti Pusat Rekayasa dan Manufaktur Ecomaterial UNY Kembangkan Komponen Drone Lokal untuk Tingkatkan TKDN dan Dukung Industri Hijau

Yogayakarta 2025 - Tim peneliti dari Pusat Rekayasa dan Manufaktur Ecomaterial Universitas Negeri Yogyakarta (PRME UNY) yang terdiri dari Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, Dr. Ir. Apri Nuryanto, Dr. Heri Wibowo, dan Achmad Arifin, Ph.D., tengah melaksanakan proses reverse engineering terhadap sejumlah komponen drone dengan tujuan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dalam pelaksanaannya, mereka mendapat dukungan dari sejumlah dosen dan teknisi, antara lain Dr. Ir. Mujiyono, Dr. Ir. Bayu Rachmat Setiadi, Virda Hersy Lutviana Saputri, Beni Tri Sasongko, Ardani Achsanul Fakhri, dan Martanto. Kegiatan penelitian ini juga melibatkan partisipasi aktif dari sepuluh mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin. Tim peneliti PRME UNY memperoleh dukungan pendanaan dari Program Dana Padanan (PDP) yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Dalam penelitian ini, mereka fokus pada pengembangan beberapa komponen penting untuk drone, seperti folding arm, landing skid, carbon tube, dan carbon plate. Selama ini, komponen tersebut diimpor dari Tiongkok dengan biaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan alternatif berbasis produksi lokal.
Kegiatan penelitian dilaksanakan di bawah koordinasi PRME UNY ini memiliki fokus pada pengembangan material yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Para peneliti menggabungkan pendekatan rekayasa mutakhir dengan prinsip ekonomi sirkular dalam proses inovasinya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi terhadap kemajuan industri hijau serta mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Menurut keterangan Prof. Didik Nurhadiyanto, drone jenis sprayer merupakan produk unggulan PT. FROGS Indonesia dan terbukti sangat efektif untuk mendukung pertanian modern. Sayangnya, produk tersebut hanya memiliki TKDN dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) sebesar 27,51%, belum mencapai batas minimal 40% yang disyaratkan dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018. Untuk mengatasi hal tersebut, tim peneliti UNY mengembangkan alternatif material berbasis aluminium, serat karbon, serta kombinasi serat rami dan karbon, di mana hasil terbaik diperoleh dari material karbon murni.
Upaya peningkatan TKDN dilakukan melalui proses reverse engineering dengan mengganti material impor menggunakan bahan lokal. Proses pengembangan komponen mencakup pengujian material lama, pembuatan desain balik, pembuatan cetakan, proses pengecoran, perakitan, hingga uji coba produk. Komponen lokal yang dihasilkan tidak hanya memiliki performa setara dengan versi impor, tetapi juga mampu menekan biaya produksi hingga 50%. Komponen tersebut berhasil diuji terbang dengan baik, dan diharapkan dapat diproduksi secara massal agar PT. FROGS Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada impor.