Pusat Rekayasa dan Manufaktur Eco-material (PRME) Berdayakan SMK Negeri 1 Binangun Ciptakan Sarana Praktik Pengecoran Mandiri

Cilacap – Pada tanggal 30 Juni - 3 Juli 2025, Pusat Rekayasa Manufaktur dan Ecomaterial (PRME) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Negeri 1 Binangun. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan guru dan siswa dalam menguasai teknologi manufaktur modern, khususnya di bidang pengecoran logam. Tim pelaksana PkM terdiri dari Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng., Arianto Leman S., S.T., M.T., Dr. Ir. Mujiyono, M.T., IPU, ASEAN Eng., Dr. Fredy Surahmanto, S.T., M.Eng., Dr. Aris Eko Wibowo, S.Pd., M.Pd., dan Aulia Majid, S.T., M.Eng. Kehadiran para pakar ini membawa wawasan baru serta keterampilan praktis bagi peserta. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah kejuruan dalam memajukan pendidikan vokasi.

Program PkM ini terdiri dari dua fokus utama yang saling melengkapi. Pertama adalah pelatihan pembuatan pola (pattern) menggunakan teknologi 3D printing untuk mendukung praktik pengecoran. Peserta diajarkan proses desain digital, pencetakan pola, hingga pemanfaatannya dalam pengecoran logam. Teknologi ini mempermudah pembuatan pola dengan presisi tinggi dan waktu produksi yang lebih singkat. Kedua, pemberdayaan dalam pembuatan sarana praktik pengecoran yang dapat diproduksi langsung di sekolah.

Melalui pelatihan ini, para guru memperoleh keterampilan teknis yang relevan dengan perkembangan industri 4.0. Proses pembelajaran dilakukan secara praktik langsung sehingga peserta dapat memahami setiap tahap secara mendalam. Tim dosen memberikan pendampingan mulai dari konsep desain, pemilihan material, hingga perawatan peralatan. Dengan fasilitas dan pengetahuan baru, SMK Negeri 1 Binangun diharapkan mampu menyelenggarakan pembelajaran pengecoran yang lebih modern. Selain itu, kegiatan ini dapat mendorong kemandirian sekolah dalam menyediakan fasilitas praktik.

Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto menyampaikan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam pengembangan sekolah vokasi adalah langkah strategis. Ia menekankan pentingnya penguasaan teknologi manufaktur bagi generasi muda untuk bersaing di pasar kerja. Dengan adanya program ini, hubungan kemitraan antara universitas dan SMK semakin erat. Harapannya, kompetensi lulusan SMK dapat meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang. PkM ini diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengadopsi teknologi manufaktur modern dalam pembelajaran.